Kamis, 27 Mei 2010

Karyawan St.Helena


DIKIRA SOSIS!

Hari ini (27 Mei 2010) anak keenam pak Kemi, tukang kebun Gereja, disunat. Gunawan, nama anak tsb, jam 06.00 pagi sudah diantar dengan sepeda motor ke rumah pak Yanto, petugas kesehatan. Kebetulan pak Yanto adalah petugas kesehatan di Balai Pengobatan Paroki juga. Sunat dilakukan dengan cara di-laser, lebih praktis. Selesai sunat, Gunawan dibawa kembali ke rumah dengan motor yang sama.

Di rumah pak Kemi sudah menunggu hiburan meriah. Siang hari diputar musik dangdut dengan beberapa loud-speaker ukuran besar. Dengan demikian para tetangga ikut menikmati meriah-nya musik dangdut. Malam hari diputar layar tancap yang bisa dinikmati siapa saja yang datang.

Kami, rombongan dari Gereja, terdiri dari: pastor Surono, Pak Jamong, Bono, Jana, Pandi dan saya beramai-ramai ke rumah pak Kemi dengan sepeda motor masing-masing. Kami disambut hangat keluarga besar Kemi. Dengan cepat istri Kemi menyiapkan segala sesuatunya.

Sambil menunggu makanan utama disajikan, kami ngobrol di teras rumah. Tersedia beberapa jenis makanan ringan di meja seperti: kacang goreng, pisang, salak, melon dan kue-kue. Obrolan berkisar tentang sunat. Di masa lalu, sunat dilakukan secara tradisional dengan gunting atau pisau khusus. Cara itu menyisakan rasa sakit yang lebih lama. Pak Bono, petugas pastoran, mempunyai pengalaman khusus saat ia disunat. Ia mengaku bahwa sunat baginya amat mengesankan, karena ia menerima banyak kado dan uang. Namun demikian, ada satu pengalaman yang tak terlupakan, yaitu terjadinya insiden kecil atas burung-nya itu . Waktu itu Bono kecil memakai sarung dengan bagian depan terbuka lebar, supaya burung-nya yang disunat itu cepat kering lukanya. Bono tidak sadar bahwa diam-diam ada yang tertarik dan mengincar sang burung tsb. “Ketika saya sedang asyik menerima kado, tiba-tiba burung saya kesakitan. Rupanya seekor ayam mematuk burung saya yang dikira sosis itu……!”, ujar Bono disambut tawa semua yang hadir. Tidak jelas apakah sosis-nya masih utuh atau tinggal separuh…..(Foto: Pak Bono sebelah kanan, gemuk, tertawa lebar)

Heri Kartono, OSC