Senin, 12 April 2010

Jejak Awal



ALASAN PENUGASAN!

Sejak 1 Februari 2010, saya pindah tugas ke paroki St.Helena, Lippo Karawaci, Tangerang. Lokasi Gereja dan pastoran agak tersembunyi di komplek perumahan Lippo Karawaci. Keseluruhan komplek ditata dengan amat baik. Orang merasa seperti tinggal di suatu perumahan di luar negeri, saking teraturnya. Tak jauh dari gereja, terdapat Rumah Sakit Siloam yang bertaraf internasional. Lebih jauh beberapa ratus meter, ada Super Mall yang megah dan serba lengkap.

Meski termasuk Paroki baru, namun sudah sangat maju, sekurangnya dari segi sarana. Gedung gereja bisa menampung 1000 jemaat. Lahan parkir juga luas. Menurut pak Satpam, pada hari besar, lahan parkir bisa dipaksa memuat lebih dari 400 mobil. Tentu saja dengan cara sedikit darurat. Kalau hanya 300-an mobil, tempat parkir relatif leluasa.

Saat ini sedang dibangun gedung serba guna dan perkantoran yang besar dan memadai. Panitia pembangunan masih sibuk mencari dan mengumpulkan dana. Sepertinya mereka optimis bahwa pembangunan akan selesai pada waktunya.

Jumlah umat di paroki ini 6.175 jiwa. Komposisi umat lumayan heterogen. Dari tukang tambal ban hingga boss yang biasa menggunakan pesawat helicopter, ada di sini. Paroki dibagi dalam 9 wilayah, 39 lingkungan. Kesan saya, keterlibatan umat dalam hidup menggereja amat baik. Banyak umat dengan pendidikan dan kemampuan yang tinggi ikut terlibat dalam aktivitas gereja.

Ketika pertama kali saya datang, saya langsung senang. Soalnya, keseluruhan lingkungan memungkinkan saya untuk bersepeda. Dan memang, hampir setiap hari saya bersepeda untuk olah raga, pagi atau sore. Di komplek perumahan yang bagus ini, saya sering melihat banyak gadis-gadis muda bergerombol, terutama sore hari. Mereka adalah para pembantu atau baby sitter yang sedang ngerumpi dengan sesama pembantu. Beberapa kali, saat saya melewati mereka, saya terkejut. Semua gadis-gadis itu berbicara dalam bahasa yang sangat familiar di telinga saya: bahasa Brebes-Tegal. (Saya ini orang Ciledug yang lahir di Cirebon. Namun sejak tahun 1973, orang tua pindah ke Brebes. Sampai sekarang saudara-saudara saya banyak yang masih tinggal di Brebes. Karena itu saya sering disebut sebagai orang mBrebes!)

Saat pastor Anton Subianto OSC, wakil propinsial datang, saya ceriterakan tentang para pembantu rumah tangga itu. Dengan santai pastor Anton berkata: “Justru karena itu pastor di tempatkan di paroki ini; menjadi pelindung mereka!!”

Heri Kartono.

3 komentar:

  1. Jejak awal ini pula lah yang aku yakini sebagai biji sesawi unggul yang akan ditanamkan di paroki St.Helena sehingga akan menjadi 'buah' yang mengakar,mekar di kemudian hari.'Buah' ini akan menjadi acuan pedoman yang membudaya satu hari kelak!

    Selamat untuk pos baru dan provisiat blog baru ini Romo.

    BalasHapus
  2. Selamat ya Mo ... ga salah kan Helena emang sangat beruntung...Mo ky nya foto terbaru untuk tulisan ini ada "unsur jail" nya ya ....????
    Mungkin cocok dengan kata Rm.Anton "Justru karena itu pastor di tempatkan di paroki ini; menjadi pelindung mereka " haaaaa.. "selamat juga buat yang siap dilindungi...."

    BalasHapus
  3. Selamat ya Romo Heri untuk blog barunya yang hijau segar ini, sesegar kasih dan pengabdian Romo Heri untuk menggarami di ladang penugasan yang baru ini di paroki St Helena, Karawaci. Semoga kehadiran blog ini menambah semangat umat St Helena dan Rm Heri untuk bersama-sama mengalami kasih Tuhan lebih nyata dan lebih indah lagi.

    BalasHapus